Senin, 01 Maret 2010

Wisudawan Termuda UGM, Riana Helmi: Umur Tiga Tahun Sudah Bisa Membaca


Saat Rektor UGM, Prof. Ir. Sudjarwadi, M.Eng., Ph.D.,
menyebutkan nama salah seorang wisudawan dan memintanya untuk berdiri,
sontak para wisudawan dan orang tua mencari sosok yang dimaksud.
Maklum, badannya relatif kecil dibandingkan dengan rekan-rekannya.
Walau sudah berdiri dan berada di barisan kursi paling depan, seluruh
pengunjung tetap penasaran melihat wajahnya.



Wisudawan Termuda UGM, Riana Helmi



Dialah Riana Helmi, wisudawan yang dimaksud Rektor. Dalam Wisuda
Sarjana dan Diploma UGM Periode III yang dilaksanakan di Grha Sabha
Pramana, Selasa (19/5), Riana dinobatkan menjadi wisudawan termuda. Di
usia 17 tahun 11 bulan, ia berhak menyandang gelar Sarjana Kedokteran.


Diakui oleh anak pertama
pasangan Helmi dan Rofiah ini, dirinya diterima menjadi mahasiswa UGM
saat masih berumur 14 tahun, yakni pada 1 September 2005 dan berhasil
lulus pada 25 Februari 2009 dengan IPK 3,67. Dengan demikian, jika
dihitung, Riana lulus dalam waktu tiga tahun enam bulan.


Ditemui setelah acara wisuda,
dengan ditemani kedua orang tua dan salah satu adik kandungnya, Riana
mengaku senang dengan kelulusannya. “Ya, Alhamdulillah,” ucap perempuan
kelahiran Banda Aceh, 22 Maret 1991 ini singkat.



Riana mengaku dirinya tidak banyak menghadapi kendala dalam menyesuaikan diri selama kuliah di Fakultas Kedokteran. Bahkan, ia juga banyak mengerjakan tugas seperti mahasiswa lainnya.



Kesulitan sih ada. Ya, semua bisa diatasi, kalau di Kedokteran
tugasnya banyak,” kata Riana yang masuk UGM lewat jalur PBS tahun 2005.


Seperti pengakuan ayahnya,
Helmi, selama duduk di bangku SMP dan SMA, anaknya mengikuti program
akselerasi. Sebelumnya, Riana masuk sekolah dasar pada usia 4 tahun.


Sejak umur 3 tahun, Riana
sudah bisa membaca. Saat itu kita disuruh belikan buku-buku untuk
belajar. Meski kita ngantuk sekalipun, kita dipaksa untuk
mengajarinya,kata Helmi.


Salah satu sifat Riana sejak
kecil yang selalu diingat Helmi adalah tidak suka boneka. Riana lebih
suka menghabiskan waktu bermainnya dengan belajar. “Setelah sekolah,
maunya mainnya juga belajar dan takut sama boneka. Jadi nggak pernah
main boneka, kalau lihat boneka di mana-mana ia langsung menjerit,”
kata Helmi yang berprofesi sebagai dosen perwira Polri di Sukabumi,
Jawa Barat.


Selain itu, kata Helmi, Riana
sejak kecil menganggap sekolah sebagai tempat bermain sehingga ketika
diantar ke sekolah dan belajar, ia betul-betul menikmati prosesnya
dengan gembira.


Sekolah dianggap bermain.
Setiap pergi sekolah ia selalu gembira Saat turun dari motor, ia
langsung berlari gembira, senang saat sekolah dan selalu datang lebih
pagi, kenang Helmi.


Meski telah lulus dalam usia
muda, Riana memiliki keinginan untuk melanjutkan studinya dan
bercita-cita untuk menjadi dokter spesialis kandungan. Semoga berhasil,
ya Dik!
Website Susanto : http://santo.web.ugm.ac.id
Versi Online : http://santo.web.ugm.ac.id/?pilih=news&aksi=lihat&id=120

Tidak ada komentar:

Posting Komentar